top of page

'The World's Factory'

 

 

Padatnya proses interaksi dan integrasi di era globalisasi mengizinkan berbagai benda diimpor dan diekspor ke hampir seluruh negara dunia. Dengan biaya produksi yang rendah, Tiongkok banyak dijadikan sebagai negara pilihan untuk memproduksi benda-benda tersebut. Semenjak itu penulisan ‘made in china’ menjadi label yang lazim ditemukan pada hampir semua permukaan benda keseharian sejak abad ke 19 hingga saat ini. 

 

Bagi seniman, menarik untuk melihat bagaimana jukstaposisi antara visual benda dengan tulisan negara pembuat. Semisal mainan dan souvenir negara barat yang mayoritas berlabelkan ‘Made in China’. Ataupun sebaliknya, banyak juga peminjaman ornamen Tiongkok pada sejumlah benda lokal dengan tujuan branding produk. Sama sekali tidak berhubungan dan menjadi semakin lazim ditemukan. 

 

Pembacaan terhadap benda tersebut kemudian seniman kaitkan dengan bagaimana cara ia melihat dirinya sendiri sebagai seorang keturunan Tiongkok. Ketidakcocokan representasi budaya antara visual benda dengan keterangan negara pembuat tak jauh berbeda dengan keadaan seniman sebagai seorang keturunan yang tak begitu familiar dengan kebudayaan aslinya. 

 

Seniman mengamati hal ini tak hanya dialami oleh dirinya namun juga generasinya. Barangkali, efek migrasi dan arus globalisasi menjadi salah satu penyebab utama. Akses ke segala budaya di era dan pasca globalisasi menciptakan kecintaan pada budaya lain, sekaligus memudarkan kesadaran untuk mendalami kebudayaan sendiri. Imbasnya, perasaan berjarak terhadap budaya sendiri menjadi sering dialami oleh keturunan Tiongkok yang telah menetap lama di luar negaranya.

 

Karya ini dibuat sebagai kritik seniman terhadap diri dan generasinya. Bagaimana proses migrasi dan globalisasi yang telah terjadi sesungguhnya tak menghalangi pilihan seorang individu untuk mencari dan mengenal lebih lanjut kebudayaan aslinya. Meski terkadang terdapat perasaan berjarak, melihat kembali kebudayaan asli dari perspektif baru/saat ini justru memperkaya pemahaman dan arti dari budaya itu sendiri.

bottom of page