top of page

'Even After Death, The Departed Lives Life'

Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi etnis Tionghoa terbesar di dunia yang tinggal di luar negara Tiongkok. Perpindahan dan penyebarannya menambah keberagaman suku di Indonesia sekaligus memperkaya budaya Indonesia melalui proses asimilasi. Sebagai warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir pada akhir abad 20, seniman (saya) mendapati praktik budaya yang diwariskan kian memudar didukung oleh masuknya era globalisasi di abad ke 21. 

 

Tradisi sembahyang leluhur merupakan tradisi yang masi berlangsung pada masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia. Namun terdapat beberapa tradisi yang mulai ditinggalkan karena tidak sejalan dengan kebutuhan saat ini. Salah satunya tradisi ‘joss paper’.

 

‘Joss paper’ merupakan tradisi membakar kertas (berbentuk uang & benda sehari-hari) yang dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Setelah dibakar, kertas tersebut dipercaya hadir dalam wujud asli benda yang ditirukan di alam akhirat. Tradisi ini memberikan pemahaman bahwa dunia kehidupan dan kematian sejatinya hidup secara berdampingan. 

 

Secara tidak sengaja seniman mendapatkan pecahan porselen dinasti Ming yang ditemukan di Laut Jawa. Benda ini membuka banyak pengenalan seniman terhadap berbagai perpindahan etnis Tionghoa, salah satunya pada abad 15 dinasti Ming. 

 

Pada karya ini, seniman membuat replika pecahan porselen tersebut dengan bahan yang menyerupai kertas. Secara simbolis seniman mempraktekkan tradisi ‘joss paper’ sebagai usahanya melibatkan diri pada tradisi yang hampir hilang ini. Seolah mengembalikan benda yang pernah dimiliki leluhur sembari mengingat sejarah perpindahan tersebut merupakan cara seniman memahami identitas dan perannya di dalam masyarakat sebagai seorang keturunan Tionghoa di Indonesia. 

bottom of page